Gusti Fullah

Aku Baik-Baik Saja, Mama!

Posted on: July 18, 2013

Kepada mama yang jauh di sana.
Mah, seberapa rindu mama sama aku? Mamah tau, seberapa rindunya aku sama mamah di sini? Rindu sekali mah, rinduuuu sekali. Hampir setiap rindu mamah aku nangis. Bukannya apa-apa mah, mamah tau bagaimana rasanya rindu yang teramat besar sama seseorang tapi tidak ada kemungkinan untuk bertemu? Sakit banget mah, perih!

Ada banyak hal yang aku rindui dari mamah, seperti masakan mamah, cerewetnya mamah, perhatian mamah, pelukan mama, hangatnya kulit mama jika aku sentuh. Tapi dari sekian banyak hal yang aku kangeni dari itu semua, aku paling kangen manggil mamah! Sudah berapa tahun lidah ini tidak lagi memanggil seseorang dengan panggilan mamah!

Disaat teman-teman aku manggil ibunya mamah! Aku iri, mah!
Disaat teman-teman aku menggerutui mamanya, aku kasian mah! Mereka pasti menyesal melakukan hal tersebut jika mamanya menyusul mama di alam sana. Sungguh ya mah, apapun itu yang kadang kita anggap sepele ataupun biasa-biasa saja akan terasa sangat berarti jika ia telah tiada lagi.

Bagaimana doa-doa yang setiap hari aku kirim mah? Apakah sampai tepat sasaran? Aku menyayangi mamah, oleh sebab itu aku selalu mendoakan mamah. Aku sudah tidak nakal lagi seperti dulu, aku sudah bisa menjaga diri sendiri, aku tidak ingin merepotkan ayah mah! Ia sudah tua, setelah kehilangan mama hatinya mungkin masih merindukan mamah walaupun telah diisi oleh perempuan lain yang ia pilih untuk membahagiakan aku. Atau lebih tepatnya membahagiakan dirinya sendiri setelah mama pergi meninggalkan kami disini.

Aku rajin sholat mah, seperti yang dulu mamah sering tekankan, bahwa anak yang baik adalah yang sholeh dan berbakti pada orang tua dan tuhannya. Aku tidak ingin mamah disiksa disana gara-gara kelakuanku disini yang aku takut para malaikat juga tuhan menyalahkan mamah karena tidak mendidik aku dengan baik. Aku takut mah dosaku malah jadi beban mamah di alam sana.

Disini aku baik-baik saja mah, aku sudah besar, sangat disayangkan mamah tidak bisa hadir di setiap aku melakukan hal yang mengesankan dan prestasi yang pasti membuat mamah bangga pernah melahirkan aku. Mungkin sebentar lagi aku menikah mah, tepatnya beberapa tahun lagi, aku ingin mamah ada di samping aku, agar pasangan hidup aku bisa tau dari siapa manusia mengesankan ini dilahirkan.

Mah, aku kangen dan aku baik-baik saja. Doa untuk mamah tak pernah absen aku panjatkan. πŸ™‚

Tags:

2 Responses to "Aku Baik-Baik Saja, Mama!"

Mamahnya udh ngga ada ya, yg penting kamu selalu mendo’akan mama kamu yg udh ada di alam sana, karena do’a anak yg sholeh adalah amal jariyah yg tdk ptus mskipun seseorng meninggal dunia..

aku jdi ingat mama, bersyukur aku masih memilikinya,,,, tulisan qm bagus.. πŸ™‚

wah, terima kasih ya yanti! πŸ™‚
sayangi mamanya jangan pake entar, sebelum terlambat! πŸ™‚

Tidak diharuskan memberi komentar, tapi kalau tidak memberi yaaaa... *asah golok*

Me and a book is a party. Me, a book and a cup of coffee is an orgy. --- Robert Fripp

Waktu Pembuatan

Di sini Sedia;

Sohiban Yuk !

No Instagram images were found.